Friday, May 20, 2011

Wild Ride (part 2)

"sperm... in my Bentley..." ulang Papa Gates.
"i think we all know who made it..." jawab Dea, ngelirik ke Zacky yang mukanya keki abis.
Merasa diliatin, Zacky cuma berkata, "uh... hormones?", katanya sambil nyengir keki.
"that's gross, you know that?" kata Papa Gates setengah kesel. "now would you mind clean it up?"
"no problem, Papa Gates... i'll clean it up." jawab Zacky, trus langsung pergi ke basement ninggalin yang lain.
"i'll help him..." tambah Yunda, lalu pergi nyusul Zacky.
"those two kids are very horny..." komentar Brian, yang masih setengah mabok. "very... very horny..." lanjutnya.

"you know what, next time, we're just gonna get laid in bed, okay?" kata Yunda sambil ngelap jok mobilnya Papa Gates, yang untungnya terbuat dari kulit.
"well, this was your idea." jawab Zacky.
"i know..." Yunda menghela napas. "but it's fun, you know?" dia ketawa kecil.
"haha, yeah..." jawab Zacky.
"okay, done." Yunda berenti ngelap dan ngeliatin jok mobilnya sebentar. "smell it." katanya ke Zacky.
"smell what?" tanya Zacky.
"the seat, is it still smell like sperm?"
"what?" Zacky ngeliatin Yunda.
"come on, the sperm is yours, smell it."
"why do i have to smell it anyway?" mukanya Zacky berubah jijik.
"we don't want papa Gates to smell it, right?" Yuncu ngeliatin Zacky.
"uh... okay..." Zacky narik napas panjang, buang napas, trus nyium joknya. "mmh..." komentarnya sambil mengendus jok mobil.
"Z?" panggil Yunda.
"is it just me or my sperm does smell good?" Zacky nanya Yunda, masih sambil mengendus, tapi udah buka mata.
"you're disgusting." Yunda rolls her eyes.
"come on, smell it." gantian Zacky nyuruh Yunda.
"what? hell no, Zacky i..." belom selesai, Zacky udah nyamber duluan.
"oh come on, smell it, come oooooooooooooooooon...." katanya.
"no!" Yunda pergi ninggalin Zacky sendirian.
"oh come on, babe!" Z manggil Yunda yang masih tetep jalan keluar basement.

Ransul lagi bantuin Michelle membereskan dapur dan ruang makannya papa Gates ketika Dea tiba tiba nimbrung.
"eh lagi pada sibuk yah..." sapa Dea. Michelle yang ngga ngerti cuma diem doang ngeliatin Dea. Ngga lama dia senyum. "sorry, i was greeting you both with Indonesian." katanya ke Michelle.
"i thought so, that's why i smiled." jawab Michelle.
"by the way girls," lanjut Dea, "what's up with Jason?" yang dimaksud Dea adalah Jason Berry, teknisi drum-nya Avenged Sevenfold.
"what about Jason?" Michelle nanya balik sambil membereskan botol beer di meja.
"he seems so..." Dea diem, mikir bentar. "i dont know, nice..."
"well he's a nice guy, isn't he?" kata Ransul yang berdiri ngga jauh dari Dea.
"not that nice... he's..." Dea diem lagi.
"flirty?" tanya Michelle.
"well, not flirty... but uh..."
"flirty..." sambung Ransul.
"kinda..." jawab Dea.
"he likes you." jawab Ransul ngasal.
"duuude..." kata Dea protes.
"well maybe he's just trying to be nice to you," jawab Michelle. "i mean, you're still grieving and stuff, and maybe he just wanna make you feel better."
"or he likes you." tambah Ransul, yang disusul oleh timpukan kaleng beer kosong ke arahnya yang dilempar sama Dea.
"tompel, you." kata Dea. Ransul cuma ketawa.


Setelah selesai bantuin Michelle, Ransul nyamperin Matt yang lagi ngobrol sama Jason, Matt Berry, dan Johnny.
"Matt..." Ransul manggil pacarnya, tapi si Matt Berry kayaknya juga merasa terpanggil.
"yes, miss?" jawabnya.
"uh... not you, Matt, i'm callin' Shadz." jawab ransul datar.
"oh..." Matt Berry malu, sementara si Shad man cuma ketawa kecil.
"what's up, sweetie?" tanya Matt ke Ransul.
"can we go home now? i feel kinda tired." Ransul berdiri di sebelah Matt yang lagi duduk di kursi di taman belakang rumahnya Papa Gates.
"you wanna go home now?" Matt megang tangan Ransul.
"i do," jawab Ransul. "but if you still wanna be here, it's okay, i'll go home with Dea."
"by cab?" Matt nanya lagi.
"yeah..."
"no, i'll go with you." Matt bangun dari kursi. "well, i gotta go, gentlemen." kata Matt ke teman-temannya.
"Sul, lo jadi balik bareng gue ngga?" tiba tiba Dea muncul.
"uh, no, i'm going home with Matt," jawab Ransul.
"well we can take you home if you want." sambung Matt.
"no, it's okay, i'll just take a cab." jawab Dea.
"or... i can take you home." sambung Jason.
"good, now you don't have to take a cab." Ransul senyum penuh arti.
"uh... no, no, it's okay, Jason, really." jawab dea buru buru.
"no, it's fine. besides, it's almost midnight, a young lady like you shouldn't be out alone." jawab Jason.
"oooo... so thoughtful." komentar Ransul trus langsung ngumpet di keteknya mas Mattie, takut ditimpuk Dea yang udah ngelirik tajam ke Ransul.
"shhh shut up..." Matt nabok Ransul pelan sambil ketawa kecil.
"so?" Jason nanya Dea. Yang ditanya cuma diem. "D?" Jason manggil Dea lagi.
"um... okay..." akhirnya Dea menjawab.
"okay..." kata Jason, "come on, then."
"bye guys..." kata Dea sambil melambaikan tangan.
"take care." kata Ransul dan Matt barengan. Dea pun pergi sama Jason Berry.
"you both know something..." kata Johnny yang masih disitu
"hu?" Ransul sama Matt nyaut barengan.
"him," dia nunjuk ke Jason yang lagi jalan menuju pintu keluar bareng Dea.
"dude, he likes her." jawab Ransul.
"he does?" Matt Berry nyamber.
"he does."





TO BE CONTINUED...

No comments:

Post a Comment